Kegemaranku untuk berselancar di dunia maya membawaku kepada perkenalan dengan seorang wanita bernama Nurul Kharima, begitu pengakuan di ketika berkenalan dunia maya lewat mirc yaitu fasilitas untuk chatting, berasal dari Kalimantan timur tepatnya di kota Samarinda Dia berdomisili. Dari perkenalan lewat chatting tersebut aku bisa mengetahui bahwa dia adalah seorang aktifis dakwah kampus disamping kuliah di sekolah tinggi islam di Samarinda, juga aktifis salah satu partai islam, wow amazing. Baru kenal sudah tekagum – kagum dengan dirinya. Awal perkenalan di awali dengan sharing tentang agama maklum lah orang awam terlalu banyak tanya dan topik lain seputar kepramukaan karena kebetulan dia juga aktif di kepramukaan sedangkan aku dulu pernah aktif di pramuka, sedikit persamaan namun perbedaanya sangat jauh,, heheh. Akhirnya perbincangan di dunia maya berlanjut ke dunia nyata dengan saling bertukar kontak person, pada saat itu belum menggema fasilitas facebook, atau twitter dan sebaginya lewat dunia maya seperti saat ini jadi komunikasi kita terbatas pada kontak person, kirim emailpun jarang karena jarang juga online di internet.
Komunikasi dengannya berlanajut dengan topik – topik yang sedang terjadi dimasyarakat, pembicaraan seputar agama atapun tentang kuliah bahkan sampai ke kehidupan budaya di daerah masing – masing sering kita diskusikan, aku yang awam agama dan pengalaman lainnya sangat terbantu dengan diskusi – diskusi yang kita lakukan sehingga dapat membuka cakrawala khasanah ilmuku, memang kebanyakan pertanyaan datangnya dari diriku, namun dia juga senang akan hal itu karena bisa berbagi untuk kebaikan, begitu pengakuannya. awal – awal di sering dipanggil antum[1] dan dia menyebut dirinya ana [2], yah panggilan itu biasa dikalangan aktivis dakwah kampus, namun aku yang bukan aktivis seperti itu merasa canggung juga tidak kulino [3] kalau orang jawa bilang, jadi aku tetap memanggilnya seperti biasa yaitu kamu atau aku tidak pakai “antum – antuman” , hwhehe. Sampai suatu saat aku berkelakar dengan dia dengan memanggil dia “ndud” setiap aku selesai berbicara kepadanya, awal – awal sempat protes namun lama – lama malah dia bilang kalau dapat nama panggilan khusus kepada dia, dan karena dia umurnya lebih muda ku panggil dia ade, akhirnya dia pun juga ikut – ikutan memanggil kakak, namun biar tidak sama dengan yang lain, dia memilihkan panggilan lain yaitu “uda” [4] aku candain aja “emangnya uda lumping de..” dia hanya ketawa. Sejak saat itu kita sudah bersepakat untuk menjadi kakak adek walaupun tidak saudara kandung namun bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan menasehati menuju perbaikan. Diskusi – diskusi tentang masalah kekinian sering kita lakukan via handpone baik tentang agama maupun hal yang lainnya, dia adalah alumni pondok pesantren modern Gontor di Jawa Timur jadi pemahamnnya tentang agama sangat kental berbeda dengan aku yang hanya orang awam biasa, membaca aja sulit begitu kalau iklan tivi bilang heheh.
Hari berganti hari hubungan kami tetap baik, namun suatu saat nomer yang dia punya tidak dapat dihunbungii , akupun bingung ada apa ini, namun bagaimana lagi aku juga tidak bisa menghubuni ke contak yang lain karena tidakpunya email, semenjak panggilan akrab itu kedekatan kita semakin akrab karena kita sepakat untuk saling menjaga hubungan kakak adek ini selamanya, huft aku yang anak bontot[5] dikeluargaku merasa benar – benar punya seorang adek perempuan sampai kadang aku bilang “ andai ade jadi ade kandung uda ya dek” dia cuma tertawa cekikikan. Hal yang aku salut kepada dia, meskipun kita telah lama komunikasi sebagai kakak ade namun dia tidak pernah meng add facebook ku ketika musim facebook datang apa lagi sampai memberikan fotonya kepadaku, kita saling percaya bahwa persahabatan tidak harus berdasar fisik seseorang namun hati lebih penting dan ridhoya Alloh bisa lebih langgeng, aku pun mengamininya sehingga walaupun dia sudah pernah melihat wajahku namun dia tetap tidak mau memberikan fotonya walau kadang aku candain untuk memberikan fotonya mungkin bisa untuk menakuti tikus atau kecoa ^^. Dia cerita banyak aktifitasnya selama kuliah dan di luar kuliah di samarinda bahkan ketika dia pergi kemana saja dalam rangka kegiatan pramukanya akan diceritakan. Membuat iri saja adeku yang satu ini kegiatannya seabreg , sedang udanya disini cuma berkutat di situ – situ ajah. Teringat perintah Rasul untuk saling memberikan hadiah kami pun sempat bartukar hadiah, Nurul pernah aku belikan kerudung yang katanya ketika di coba sampai lutut. Ahahahahaha, gara – gara posturnya yang imut – imut itu. Sedang aku ketika dia pergi ke Aceh untuk acara pramuka sempat diberikan oleh – oleh sarung tenun dari sana. Alhamdulillah.
Akhirnya aku bersyukur bisa ditemukan Alloh dengan si adek mungilku itu, karena berkat dia aku bisa belajar banyak baik tentang agama maupun tentang bagaimana bisa menghargai sama lain, karena seperti hubungan dengan orang lain pun aku juga pernah marah dengan si kecil ini, gara – gara salah faham , begitupun sebailknya namun akhirnya bisa kembali normal dan semakin dekat. Bersyukur masih bisa menjaga hati dan benar - benar untuk meniatkan silahturahmi antara kakak dan ade.
Jalinan ukhuwah akan selalu manis bila dibumbui dengan keikhlasan tanpa memandang harta dan keduniawian, hanya kepada Alloh dan untuk berbagi kebaikan semua itu di tujukan.
- Antara Samarinda dan Godong -
[1] antum : kamu (arab)
[2] ana : aku (arab)
[3] kulino : terbiasa (jawa)
[4] uda : kakak laki – laki (padang)
[5] bontot : anak terakhir / bungsu.
Senin, 18 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
smg ukhwah sllu terjaga.. :-)
BalasHapus