Di serambi sebuah mesjid selepas sholat dhuhur aku menerawang di tengah teringat yang sedang asik merokok, dan teringatlah akan memori dalam otakku, dahulu pernah aku membaca suatu artikel tentang bagaimana seseorang itu mengingat mati, yaitu dengan rokok, kurang lebih begini ceritanya…
Dalam artikel tersebut di ceritakan sebuah percakapan antara seorang pemuda ahli ibadah yang sedang keluar dari masjid dan seorang tua yang sedang duduk diserambi masjid sambil merokok.
“ wahai anak muda, apa yang kamu lakukan dengan tasbih di tanganmu itu????” Tanya sang tua kepada anak muda tersebut.
“ saya sedang mengingat alloh SWT, dengan berdzikir, dengan begitu saya berharap akan selalu terjaga dari perbuatan yang sia – sia “ jawab pemuda tersebut dengan mantap.
Sang pemuda berkata lagi “ maaf bapak tua, mengapa anda merokok di sini?? Bukankan merokok bisa membahayakan kesehatan anda??”
Dengan tenang, sang tua menjawab “ anak muda apakah kamu tidak kawatir bahwa dengan tasbih di tanganmu malah tidak menjadikanmu ingat kepada alloh, tapi akan menjadikan riya kepada orang lain??” kemudian dia menambahi lagi “ ketahuilah wahai pemuda, sesungguhnya aku saat ini juga sedang berzikir seperti kamu namun dengan caraku sendiri, aku tahu bahwa merokok dapat menyebabkan kematian dengan cepat, oleh karena dengan rokok ini aku bisa mengingat mati, karena merokok mengingatkan ku dengan kematian yang bisa saja datang setiap saat dengan tanpa harus riya menunjukkan dizkirnya kepada orang lain dengan menggunakan tasbih di tangan”.
Begitulah kira – kira yang dapat saya ringkas dari artikel yang pernah saya baca, saya bisa menangkap maksud baik dari kedua orang tersebut, yang satunya seorang pemuda yang ingin mengingat Alloh SWT dengan berdzkir menggunakan tasbihnya, dan satunya seorang kakek tua yang dengan menggunakan rokok untuk alat pengingat mati. Dulu saya sempat bersependapat dengan ungkapan pak tua tersebut dengan asumsi bahwa berzikir tidak harus dengan memagang tasbih, atau melafalkan ayat – ayat, namun dengan hal – hal lain yang mempunyai hakekat sama. Namun semakin kesini saya semakin sadar bahwa betapa zalimnya kita ketika kita berniat ingat mati dengan memberikan mudhorot kepada diri kita sendiri, yaitu dengan merokok, sedang kita tahu bahwa merokok akan merugikan kesehatan dan dapat mempercepat kematian kita??. Alangkah konyolnya kita bila kita melakukannya, meskipun mati adalah bagian dari takdir Alloh, namun bagaimana kita mati?? Kita tidak akan pernah tahu, bagaimana jika kita mati ketika sedang mengerjakan sesuatu yang mengadung kemudhorotan?? Alangkah meruginya diri kita. Benar apa benar?? {^.^}
Nah, berikut ini ada pengalaman baru yang saya dapatkan ketika mengikuti suatu seminar religi di solo, dan saya lebih setuju pengan pendapat berikut tentang mengingat mati, apakah itu??? Yaitu dengan SHOLAT. Tepatnya ASSHOLATU ALA WAQTIHA (yaitu sholat tepat diawal waktu). Begini kaidah yang dipakai :
ketika kita sedang melaksanakan sesuatu hal pekerjaan yang berhubungan dengan keduniawian, dan ketika datang panggilan Alloh SWT untuk melaksanakan sholat. Maka segeralah bergegas untuk menyambutnya, jangan kita tunda untuk melaksanakannya. Tinggalkan dunia yang sedang kita cari, menghadap kepada sang pemberi dunia, Rabb kita pencipta kita, tanpa di tunda – tunda lagi. Dengan begitu kita akan belajar untuk selalu siap ketika nantinya kematian akan menjemput kita di setiap saat tanpa kita duga. Knapa bisa begitu???. Secara sederhana, jika kita terlena dengan dunia maka kita akan mengacuhkan panggilan Alloh SWT ketika ada panggilan untuk melaksanakan sholat, sehingga kadang sholat kita menjadi kebutuhan sekunder, bukan kebutuhan primer. Padahal kita di dunia ini kebutuhan primer kita adalah beribadah kepada alloh, dan ibada kita yang pertama kali di hisap adalah sholat, bukan hasil kekayaan kita, bukan banyaknya laba yang kita dapatkan. Bagaimana kita bisa tenang jika kebutuhan primer yang seharusnya di utamakan, kita lakukan seenaknya?? Kemudian jika kita terbiasa menunda waktu sholat maka sesungguhnya kita telah belajar tidak rela ketika kematian itu datang, seharusnya kita siap melaksanakan sholat ketika ada panggilan azan dari mesjid kapan pun itu, namun seringnya kita masih minta tenggang untuk melakukannya nanti – nanti. Namun apakah ketika kita nantinya dijemput malaikat pencabut nyawa kita akan bisa meminta waktu tenggat untuk mengundur barang sedetikpun???? Seperti kita mengundur waktu sholat kita semsa hidup?? Tentu jawabnnya adalah tidak. Karena bila kematian telah dating maka telah pasti waktunya dan tidak akan bisa di maju atau undurkan waktunya sebab sudah menjadi ketetapan dari Alloh SWT. Bagaimana keadaan kita nantinya jika kita sering menunda sholat, Pasti akan mengalami kesusahan, jika dengan panggilan Alloh SWT untuk sholat saja sering kita lalaikan , maka ketika pangggilan Alloh SWT untuk kematian kita yang tidak kita sangaka- sangka kita tidak akan siap menerimanya. Astagfirulloh..
Maka dengan ini, mari kita jadikan sholat tepat waktu untuk latihan menghadapi mati, bukankan dating untuk sholat tepat pada awal waktunya menjadikan kita selalu siap untuk “ menghadap ALLOH SWT “ kapan saja dan dimana saja serat dalamkeadaan apa saja? Tentu iya jawabannya. Karena ketiaka kita sudah mengerjakan sholat, hati kita akan menjadi tenang, karena kebutuhan kita telah tunai, hak alloh telah kitalaksanakan, kewajiban kita sudah terbayar sehingga hati akan tenang, tapi sebaliknya jikan kita tunda – tunda sholat, yang ada adalah kegelisahan hati dan ketergesaan dalam menjalankan sholat, dan ditakutkan kehusyuaan akan berkurang sehingga nilai dari sholat tidak didapatkan, bagaiman kita sipa “menghadap dengan Alloh SWT “ jika kita merasa tidak tenang dengan amalan ibadah kita?
Sholat tepat di awal waktu adalah pengingat mati kita yang paling mujarab, karena kita akan meninggalkan apapun yang sedang kita kerjakan ketika azan berkumandang untuk mendirikan sholat. Begitu juga dengan kematian, akan datang kepada kita dalam waktu apapaun, tidak perduli kita sedang mengerjakan apa atau dimana dan tidak dapat kita cegah atau tunda barang sedetikpun, dan ketika kita di panggil alloh SWT untuk mengadapnya dengan kematian kita, semua dunia akan kita tinggalkan dengan segera.
Maka ingatlah kematian dengan kebaikan, dengan sholat pada waktunya, atau berzikir bukan dengan merokok atau sejenisnya yang menzhalimi diri sendiri..
Wallohu ‘alam bisshowab
Semoga bermanfaat bagi diriku sendiri dan Alhamdulillah jika bisa bermanfaat untuk teman – teman sekalian. ^.^
Di sarikan dari muslim bizcoach angkatan 24 daerah solo pertemuan perdana.
Pabelan, 23:21 wib, 11 april 2011.
Assalamu'alaikum...salam ukhuwah. Baru bikin blog ya akhi?
BalasHapuswa'alikumussalam..iya . hehehe.. mencoba untuk berbagi dengan menulis.. tapi mohon maap kalo masih amburadul..dulo ..dul..hoho^^ terimakasih sudah mampir..
BalasHapus