Minggu, 17 Juli 2011

TRAGEDY 3 BULAN PERTAMA.

Oktober 2008
Tahun ini aku akan mengalami episode baru dalam kehidupanku, episode lalu telah terselaikan dengan baik meski tidak sempurna. Masa tenggang telah habis karena harus segera berangkat untuk belajar lagi, hal baru akan didapat di perguruanku yang baru karena episode ini aku mengambil sekolah keguruan, sama sekali tidak pernah terbayangkan sebagai anak teknik, tapi kali ini bukan itu yang akan aku ulas.
Sebelumnya aku kuliah di Politeknik Negeri Semarang, Sekitar 2008 pertengahan atas saran ibuku tercinta aku melanjutkan studi ke kota Surakarta untuk mencari gelar sarjana, kali ini ada yang beda, kalau sebelumnya bergelut dengan pengetahuan mesin murni namun kali ini aku kuliah di Fakulatas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta, kota baru dan pengalaman baru tentunya dengan teman – teman yang baru pula. Perjalanan dari rumah memakan waktu 2 – 2,5 jam naik kendaraan umum (bus) lumayan capek bagiku sehingga untuk menghemat waktu diputuskan aku menjadi anak kos lagi. Petualangan di kota Solo tidak sendirian, ada temannya kakakku yang dulunya kuliah D3 di Unnes Semarang sekarang bersama denganku untuk studi lanjut, dia bernama Ahmad. Aku dan mas Ahmad sepakat untuk mencari kos yang dekat dengan kampus dan bisa dibayar bulanan syukur – syukur kalo bisa murah, hehe. Akhirnya ditemukanlah kos yang lumayan dekat dengan kampus, sesuai dengan kriteria, yaitu dekat dengan kampus, bisa dibayar bulanan, namun sayang kriteria murahnya gak masuk, namun bisa diakal, kamarnya dipakai berdua jadi menjadi agak sedikit lebih murah. Dan jadilah kita berdua kos di situ merajut kehidupan baru.. hehehehe.
Awal kuliah langsung menempati kos baru, karena dari dulu udah kebiasaan kos jadi tidak ada yang spesial banget alias udah kebiasa, paling ya lingkungan yang masih asing ajah karena berbeda kota. Satu bulan berjalan suasana sudah menjadi cair, sudah kenal satu sama lainnya walaupun tidak terlalu akrab, kosnya terlalu banyak orang kalau menurutku namun karena aku dan mas Ahmad tinggal di bagian luar jadi agak tenang karena tidak mengangu yang lain ketika pulang malam. Kalo dihitung – hitung kamar kos yang ada ada sekitar 7 kamar berada di luar dan 10 kamar berada di dalam rumah.. wow fantastis jika per kamarnya dihuni 2 orang berapa tuh??? Cuma dari total manusia yang berada di situ kurang lebih sekitar 20 an. Karena ada suami istri juga yang tinggal di kos dan aku dan mas Ahmad yang tinggal berdua sekamar. Pengalaman baru mengingat kos sebelumnya tidak pernah lebih dari 10 orang, jadi kadang agak bingung juga ketika ada yang datang silih berganti di kos. Tidak tahu mana yang anak kos asli dan mana yang anak main saja ke kos bahkan kadang bingung karena banyaknya orang.
Kenyamanan kurang bisa dirasakan mengingat ruangan yang tidak begitu luas dan masih harus berbagi dengan teman sekamar, “dikuat – kuatin dulu lah sambil jalan kita cari tempat yang lain” begitu kata mas Ahmad temen kos di suatu waktu. Dan akhirnya kita pun berusaha bertahan dengan keadaan itu. Seperti selogan Nankatsu [1]“bertahan..bertahan..” halah.. apa tho!!!!.. hehehe.
November 2008
Bulan kedua, Alhamdulillah bisa tetap bertahan, semakin kenal dengan teman – teman kos, namun kadang agak jengkel juga ketika ada oknum temen kos yang usil make sandal sembarangan lah, make peralatan mandi tanpa ijin lah, sampai kadang ada yang bawa temen cewek lah, terus tahu – tahu pas antri mandi yang keluar cewek, kan jadi kaget!!. Ya kurang biasa aja dengan kejadian – kejadian yang sebelumnya belum pernah di temui di kos waktu di semarang, kita kan anak baik – baik gitu. Cuma bisa mengelus dada melihat kelakuan mereka, “sabar – sabarin ya” kalau simbah [2] kata. Sambil terus kita berusaha untuk mencari tempat yang lain, hal terbesar yang membuat tidak nyaman selain ruangan yang sempit adalah banyaknya orang yang lalu lalang di kos tersebut. Terlalu banyak orang, walaupun begitu kosku sering dijadiin tempat berkumpul temen- temen seangkatan sebelum atau sesudah kuliah, kayak markas kalau pak polisi bilang gitu karena memang cuma aku dan mas Ahmad yang kos sedangkan teman – teman yang lain tempat tinggalnya masih di Solo dan sekitarnya jadi tidak perlu kos. Sampai mau habis bulan, pencarian tempat kos baru belum juga membawa hasil sepertinya “Pak Sabar “ masih menyertai kita sampai bulan berikutnya.
Desember 2008
Bulan ketiga telah datang, masih seperti biasa namun sudah bisa menikati suasana yang ada, dengan semakin mengenal warga kos yang ada, yang dahulu tidak kenal menjadi kenal dan semakin akrab, khususnya pada deretan kos luar jadi rasa bosan kadang bisa terobati, hingga pada suatu sore terjadi huru – hara ketika ada berita kecelakaan menimpa salah satu teman kos. Aku masih ingat betul hari itu adalah hari Kamis dan Alloh telah menakdirkan sebagai awal puncak ketidaknyamanan kita pada kos tersebut. Semua panik dan bergegas untuk berusaha mendatangi tempat kejadian perkara, tidak terkecuali aku dan mas Ahmad yang ikut menjemput ke tempat kejadian perkara. Alhamdulillah tidak ada luka serius hanyak kendaraan yang menjadi “acak adul”[3] namun untungnya motornya baru dan masih garansi jadi tidak begitu masalah. Hari itu sore menjelang magrib, setelah pulang dari menjemput korban tadi kegiatan dikos seperti biasa lagi, suasana sudah tidak heboh lagi. Selepas isya untuk menghilangkan kepenatan ada yang berinisiatif untuk menonton bareng film yang mas Ahmad pinjam tadi siang selepas kuliah dan akhirnya di setujui dengan menggunakan Laptop Thosiba ( bukan Thosiba 2 pintu lho!!!) , film di tonton dengan anak – anak kos yang lain bersama – sama di depan kamar kami. Acara pun dimuali, dibawakan speaker besar untuk membuat suasana lebih menarik, laptop diletakkan di atas kursi sehingga posisi agak tinggi dan kita menontonnya dengan duduk di lantai teras kamar kami. Suasana hangat tercipta saat itu dengan rasa kebersamaan ketika menonton film tersebut sampai selesai. Malam telah larut dan jam menunjukkan pukul 00:00 dini hari, mata telah sayup dan film pun sudah berakhir, dengan teratur temen – temen kos pun bubar satu persatu untuk kembali ke peraduannya untuk menikmati dinginnya malam itu. Semua barang yang berserakan di bereskan kembali seperti sedia kala, ketika menjelang tidur mas Ahmad seperti kebingunngan mencari sesuatu, “ ada apa mas?” “nda, kunci kamarnya kok kagak ada satu yah, kamu pegang kagak??” Tanya mas Ahmad sambil membolak balik kasur mencari kunci tersebut, “nggak tuh, aku ndak bawa mas” jawabku sambil spontan ikut mencarinya. Hasilnya nihil, karena sudah capek maka pencarian dihentikan, mungkin jatuh atau lupa naruhnya karena kadang kita sering lupa menaruh kunci dan itu menjadi kebiasaan buruk anak muda seperti kita, maka dengan bekal berpositip prasangka kita melanjutkan acara tidur itu sampai pagi.
Jumat yang cerah, pagi – pagi setelah mandi dan rapih – rapih kembali kita mencari kunci kedua yang hilang tersebut, dan ternyata hasilnya nihil juga, masih dengan prasangka baik bahwa kunci itu masih berada didalam ruangan kamar maka kita berangkat ke kampus untuk mengikuti kuliah yang hanya 2 SKS pagi itu tanpa ada perasaan khwatir, sebelumnya sempat mau membawa laptop ke kampus juga namun dengan pikiran cuma sebentar di tinggal nanti di cari lagi kuncinya setelah pulang kos akhirnya sang laptop ditinggal di kamar kos sendirian.
Pelajaran selesai, dan kita segera bergegas menuju kos lagi setelah bersantap sarapan di kantin kampus, namun gara – gara ada sesuatu yang tertingal di kantin jadi harus kembali lagi, sedangkan 2 temen yang lain duluan menuju ke kos. Sampai di kos temen – temen berada di luar, tampak kunci yang semalam dan sepagi dicari sampai keujung dunia tidak ketemu kini tergantung manis di tempatnya dipintu, jendela terbuka padahal kita tidak pernah membuka jendela ketika di kos. Mas ahmad meminta tolong kepada salah satu temen kami untuk memeriksa yang ada di dalam kos siapa tahu ada yang hilang, alhasil tas laptop telah terbuka dan sang laptop telah meninggalkan tempatnya berpindah pemilik secara paksa dan tidak iklas. Innalillahi!!!!. Apa yang ditakutkan terjadi juga laptop mas Ahmad telah tiada maksudnya telah berpindah ketangan orang lain alias dicuri, kalau bang Roma bilang “Terlalu!!!”. Gemparlah kos tersebut, tetangga kamar yang tahu ikut mengerumuni kamar kita, dan ketika tahu kejadian pencurian itu maka curiga dan mencurgai terjadi suasana seperti difilm Detektif Conan cuma kali ini kejadiannya asli bukan cerita difilm kartun, singkat cerita semua warga kos coba ditanya satu persatu dan tidak tahu menahu tentang kejadian tersebut, hanya ada beberapa kejanggalan yang mengindikasikan adanya “orang dalam” yang melakukan ini, antara lain: kunci kamar yang hilang dan hilangnya hanya laptop saja karena HP yang terletak di kasur tidak diambil serta waktu pencurian ketika aku dan mas Ahmad kuliah jadi disinyalir pencuri tahu aktifitas kita. Namun dugaan tinggal dugaan karena tidak ada bukti. Akhirnya mas Ahmad melaporkan kejadian tersebut ke polisi, selepas sholat jum’at ada seorang polisi berpakain preman mendatangi kos dan bertanya ini dan itu kepada mas Ahmad namun hanya berlangsung sebentar, berselang beberapa menit datang polisi lagi namun kali ini berbeda dengan yang datang pertama kali. Namun lagi – lagi hanya peranyaan – pertanyaan yang di ajukan, kemudian mas Ahmad diminta ke kantor polisi dan selanjutnya diberikan surat kehilangan dari kepolisian. Yang paling membuat jengkel dan tidak habis pikir adalah respon yang lambat dari bapak kos, seperti acuh tak acuh. Padahal sudah dihubungi setelah sholat jum’at namun tidak kunjung datang juga ke kos dan baru datang setelah sholat isya dan itupun tidak menyinggung tentang kejadian pencurian itu namun menanyakan tenatang uang kos!!!! Astagfirulloh… orang macam apa ini pikirku dan mas Ahmad, namun ya sudah lah toh sudah terjadi.
Semenjak kejadian itu dan perlakuan bapak kos yang tidak “berperi ke – kosa an” itu menjadikan tekad untuk pindah kos semakin semakin bulat, kalo kemaren mungkin masih lonjong – lonjong gitu sekarang dibulatkan samapai benar – benar bulat. Hari – hari berikutnya semakin gencar untuk mencari kos atau kontrakan untuk pindah, tiada hari selain mencari kos itulah semboyan kami, sampai pada suatu hari saat kita makan siang diwarung yang tidak jauh dari kos, kita melihat tempat kos yang sangat nyaman setidaknya menurut kita. Ternyata pemililknya adanya pemilik warung tersebut bernama Pak Man (artinya bapak laki – laki , nah bingung kan.. heheh ), setelah berbasa – basi dan mengeluarkan rayuan maut ala anak kos plus muka memelas akhirnya ada informasi kalo ada kamar satu yang kosong. Alhamdulillah akhirnya diputuskan pekan terkahir bulan desember yang bersamaan dengan liburan semesteran kuliah kita hengkang[4] dari kos tersebut dengan membawa luka yang perih.. halah.. hehe . Sebenarnya ada beberapa orang dalam yang di curigai namun karena tidak cukup bukti dan bapak kos juga tidak reaktif sama sekali maka akhirnya diikhaskan saja laptop tersebut. Padahal kita juga sudah bersandiwara juga namun karena bukan aktor yah akhirnya gagal juga. Sandiwaranya adalah mas Ahamad pura – pura membeli kembang 7 rupa yang biasanya digunakan untuk sesaji dan segala macem kayak dukun – dukunlah kemudian diletakkan di pojok kos dan tempat strategis yang bisa dilihat teman – teman kos yang lain. Maksudnya hanya untuk memberikan pancingan kepada orang yang dicurigai karena dicurgai dalah orang dalam lingkungan kos tersebut, dan selain sandiwara kembang juga disebarkan isu bahwa udah kembang itu dari “orang pinter” , eh.. ternyata tidak ada respon juga, mungkin orangnya udah kebal atau juga caranya salah ya akhirnya tidak direstui sama Alloh, namun itu cuma siasat yang sebenarnya kita tidak percaya tentang hal – hal kayak gitu. “Syirik loe kendi” kalo boim[5] bilang.
Prosesi pindahannya cukup singkat dan tidak membutuhkan banyak orang, dan aku pun jugav tidak banyak membantu karena saat itu aku pulang kampung, hanya mas Ahmad dan pacarnya yang bolak - balik untuk mengangkut barang – barang dari kos lama ke kos baru menggunakan sepeda motor, sebenarnya tidak jauh juga namun kalau banyak ya capek juga aku bisa merasakan itu saat mas Ahmad menelpon aku untuk cepat pulang ke Solo untuk membantu pindahan, namun dengan semangat segera meninggalkan tempat sudah tidak nyaman lagi capek tidak terasa. Akhirnya urusan angkut mengangkut telah selesai, hanya satu benda yang ditinggalkan di kos lama, yaitu surat kehilangan dari kepolisian, kata mas Ahmad ” biar yang menghuni setelah kita tahu bahwa disini pernah ada kejadian mengenaskan”. Kusambut dengan acungan 4 jempol.
Alhamdulillah di kos baru merasa lebih nyaman karena hanya 2 kamar, suasana yang asri karena didepan kamar persis terdapat pohon mangga yang siap dipanen secara gratis bila musim panen tiba, dan juga dekat dengan rumah bapak kos jadi pengawasan lebih gampang. saat itu kamar yang satunya masih dihuni oleh mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta bernama mas Joko, jadi aku dan mas Ahmad tinggal bersama dulu, selang satu bulan mas joko pun pindah karena telah menyelesaikan studinya dan akhirnya kita menempati kamar sendiri – sendri. Dan sampai lulus kuliah dan menjadi sarjana tetap bertahan di kos tersebut. Begitulah kisahku dalam mengarungi dunia kos. Diakhir kisahku ini ingin sekali berbagi tips ala diri sendiri kalau mungkin cocok silahkan dipakai aja, tips cantik dalam memilih tempat tinggal kos ini adalah tips saya untuk memilih kos yang nyaman dan aman tertib dan teratur..hwhehehe:
1. Carilah tempat kos yang murah dan dekat dengan kampus jadi tidak tergesa – gesa waktu mau berangkat kuliah.
2. Sebaiknya jangan terlalu banyak kamar kos yang ditempati disamping terlalu ramai juga tidak bisa mengontrol keluar masuknya orang.
3. Carilah tempat kos yang jadi satu dengan bapak atau ibu kos sehingga pengawasan akan lebih terjaga, siapa tahu bapak kosnya termasuk bapak kos SIAGA itu lebih menguntungkan.
4. Carilah tempat kos dekat dengan masjid biar mudah untuk beribadah tidak perlu dikamar kos, juga sebagai alarm waktu subuh intinnya untuk menjaga kita untuk bisa ingat akan ibadah.
5. Cari tempat kos yang dekat dengan warung sehingga mobilitas bisa terjaga untuk keluar tempat kos, hanya keluar ketika penting atau kao pengin jalan – jalan. hehe.
6. Carilah teman kos yang baik untuk dijadikan teman kos karena tetangga paling dekat adalah teman kita, jadi cari teman yang dapat di percaya, baik hati dan tidak sombong insya alloh akan menjadikan kos yang barokah.
[1] nankatsu :klub sepak bola dalam kartun captain tsubasa
[2] simbah : kakek (bahasa jawa)
[3] acak adul : gak karuan
[4] hengkang : pergi meninggalkan
[5] boim : tokoh dalam serial lupus

0 komentar:

Posting Komentar

    Blogger news

    Blogroll

    About