Sabtu, 10 September 2011

Teklek Cemplung Kalen


Senja di bukit Diponegoro menampakkan keindahannya, perlahan mentari mulai menguning tanda mulai lelah setelah seharian bertengger di angkasa. Burung – burung kembali ke sarangnya setelah megeyangkan perutnya, entah dari mana mereka berasal. Langit mulai meredup. Sepasang anak manusia masih saja bergandengan, berasyik masyuk di tepian lembah menikamti pemandangan alam. Doni dan Nurul, dua insan yang sedang dimabuk asmara, baru satu bulan menjadi pasangan cinta, itu menurut mereka.
“Sayang, sebulan ini kita telah jadian. Apa yang kamu rasakan?” Nurul bertanya kepada sang kekasih sambil bersandar kebahunya.
Doni hanya memandang lepas ke angakasa yang sudah mulai bertabur bintang. Bulan telah datang. Sekilas Doni memandang wajah ayu kekasihnya yang mempunyai gingsul di dua sisi giginya serta lesung pipit yang selalu membuat Doni tak jemu memandang. Rambut Nurul tertiup sang bayu, bergerak berirama seolah kompak satu sama lain. Masih teringat kejadian sebulan yang lalu, masa – masa “penembakan”.

Pagi itu,
Doni berlari sambil melihat sekeliling kelas, sepi. Dia masuk kedalam kelas 3F, kelas yang Nurul diami sambil membawa amplop berwarna hijau mudah namun doni lebih menyebutnya “ijo ndog bebek” mungkin karena Doni suka makan telur bebek. Doni berjalan menuju bangku ketiga dari meja guru paling depan. Ada tas berwarna pink dengan gambar Hello Kitty di atasnya dan satunya tas kresek hitam bertanda salah satu nama swalayan di kota Semarang.
“Yah, ini tasnya Nurul pasti, tidak mungkin Nurul pake tas kresek jelek gini,” gumam Doni sambil memasukkan amplop tadi secara perlahan.
Heran juga masih ada jaman sekarang sekolah memakai tas kresek murahan begitu, Doni mencibir dalam hati. Setelah selesai “misi”nya dia pergi dari ruangan sambil melihat situasi sekeliling. Aman.

“Wui, ihir. Nurul dapat surat cintrong teman – teman, prikitiew!” Dina tiba – tiba berjingkarakan sambil mengibar – kibarkan amplop warna hijau.
Ternyata Doni salah kirim, tas kresek hitam adalah milik Nurul, sedang tas pink itu milik Dina teman sebangku Nurul, walaupun sebenarnya Dina meminjam tas Nurul yang pink untuk piknik RT ahad nanti. Jadilah heboh suasan kelas 3F Smu Harapan Bunda Semarang pagi itu. Nurul yang menjadi tersangka menjadi merah padam mukanya, layaknya habis ditabok sandal.

Buru – buru surat itu “diselamatkan” oleh Nurul dari tangan Dina, sebelum sang infotainment kelas itu merajalela. Namun penyelamatan itu berkhir dengan syarat, Dina harus ikut membacanya. Akhirnya surat “ijo ndog bebek itu” dibaca dengan seksama di wc sekolahan. Dua gadis belia itu membaca sambil sesekali cekikikan melihat isi surat yang sok putis ataupun sok pujangga dadakan.
“Doni penyair handal ya Din,” kata Nurul sambil melipat kertas surat dan memasukkan kembali ke amplopnya.
“Huh, handal apaan. Handal jepit!” Dina menjawab sekenanya.
Selang sebentar, sebuah cubitan mesra jatuh di pipi bapao Dina, sang pemilik pipi menjerit namun malah kemudian cekikikan melihat temannya yang salah tingkah.
Selepas sekolah nurul bermain kerumah dina, awalnya gara – gara Dina dimarahin ibunya. Masalahnya Dina menukar tas kresek dengan tas pink milik Nurul. Nurul dipanggil ibu Dina untuk konfirmasi, takutnya diintimidasi agar tasnya mau di pinjem. Dina cuma geleng – geleng kepala melihat ulah aneh ibunya.
“Din, enaknya gimna nih?” Nurul membuka diskusi sambil memakan timus buatan ibunya Dina.
“Apanya yang enak? Timus ? yang dimakan aja, gratis gitu lho,” jawab Dina sekenanya tanpa melihat arah dan maksud temannya itu.
Nurul yang merasa dicuekin secara sigap langsung mengambil bantal di tempat tidur dan melemparnya, lemparannya tepat di kepala chersleader basket itu. Dina manyun sambil mendekati Nurul, meninggalkan hobinya mengobrak - abrik isi lemari untuk mencari komik Sinchan kesayangannya.
“Iya, tayang. Ada apa cieh?” jawab Dina sambil memencet – mencet hidung mancung sahabatnya.
“Nasibnya Doni gimana?”
“O, sang penyair handal jepit itu?”
“Enak aja, handal swallow!”
Dina tersenyum melihat kelakuan temannya yang sedang tertembus panah asmara, akhirnya hari itu ada perdiskusian tentang manusia yang bernama Doni, dan berakhir dengan diterimanya prosesi penembakan Doni terhadap Nurul.
*******
‘Ron, Nurul itu manis yah, apalagi kalau senyum duh, “ Doni sedang melamun sambil nerocos.
Sedang Roni teman sekamar kosnya cuma diam sambil membaca buku taman – taman asmara karya Elrowi bin Abdurrahman yang sedang best seller kala itu. Penulis ganteng dan berbakat walau sebenarnya profesinya adalah guru.
“Semua cewek, kalau senyum sama aja kali” jawab Roni sekenaya.
“Beda donk, gingsulnya itu lho yang bikin manis. Apa lagi punya gingsul dua,” bela Doni karena roni telah meremhkan senyum Nurul.
“tak bilangin don, aku tahu cewek gingsulen itu manis, tapi kali gingsulnya dua itu jadinya kemanisen alias kelegen!” ejek doni sembari siap – siap menutup wajahnya dengan buku bacaanya.
Benar saja, sembuah sandal teklek milik pak kos yang diparkir di depan kamr mereka melayang ke kepala roni yang akhirnya membaut roni minta ampun.
kid


Kelulusan smu,
“selamat sayang, lulus dengan nilai terbaik” sebuah sms datang di saat nurul sedang membaca alqur’an selepas magrib. Sebenaarnya nurul mempunyai keluarga yang agamis, namun karena pergaulan sehingga tidak terlalu kentara. Namun didikan keluarga sangat memebekas pada alhalknya sehari – hari.
“sama – sama sayang, selamat juga buat kamu,”
Secepat kilat sms itu berbalas,
“hehe, kali aku bukan terbaik, tapi terbalik, wong nomoer 1 dari belakang”
Memang tahun ini peringkat pertama di smu harapan bunda dipegang oleh nurul, sedang peringkat terakhir dipegang oleh doni, sangat kontras, namun doni bangga dengan itu, “jelek – jelek karya sendiri” begitulah doni. Aneh tapi nyata. Manusia langka yang kudu dilestarikan kalu teman – temannya menyebutnya.

“Don, ahad nanti ikut yuk, nurul juga diajak,” sms singkat dari roni.
Doni yang penasaran atas undangan roni mencoba mengobati rasa pensarannya dengan mengajak nurul datang ke rumah roni hari ahad.
“selamat datang teman,” sapa roni dengan hangat ketika datang.
Doni agak kaget melihat kelakuan roni sekarang, kalo orang ilang sekarang jadi alim. Padahal dulu, beberapa bulan yang lalu masih sama kayak doni. Acak adul. Yang lebih heran lagi, nurul ketika mengajak salamn, doni hanya senyum sambil menagkkupkan kedua tangnnya ke dada, member isyarat. Tidak mau salaman dengan cewek? Sudah tidak normal apa rony? Piker doni saat melihat keanehan sahabtnya. Ternyata di rumah roni ada pengajian, doni tidak bisa duduk bersama kekasihnya, karena tempat duduknya di pisah.
Doni merasa gerah dengan suasana ini, tidak terbiasa. Bahasan hari ini adalah pergaulan islami. Doni merasa tertohok – tohok. Ternyata selama ini apa yang dilakukannya salah. Namun egoismenya muncul. “toh, banyak orang yang melakukan?” pikirnya dalam hati. H{Pnya bergetar, “don, risih nih, dekatku mbaknya kerudungnya besar – besar malah ada yang bercadar, aku malah kayak gini. Malu,atut!” sebuah sms melucur dari nurul, dari sisi perempuan.
Meskipun mereka awalnya risih, namun roni terus secara intensif mengajak mereka berdua ikut dalampengajian yang roni ikuti.
Setlh1 bulan intens mengikuti kajian 2 pekn 2 kali di rumah roni dan tempt – tempat yang lain, doni merasa da perubahan pikiran. Dia yang dulunya tidak mngerti tentang islam sebagai agamanya kini perlahan mengerti walaupun masih awam. Begitu juga dengan nurul, sekarang dia berjilbab walau masih jilbab mini dan memakai celan jeans. Keduny jug sekarang jarang berangkat bersama. Karena sekarang pengajiannya tidak bersma.
********************
2 bulan setelah kelulusan, doni di terima di solo, di perguruan tinggi negeri dan mengambil jurusan keguruan teknik, sedang nurul diterima di semarang saja, di perguruan swsta dn mengmbil keguruan juga namun di pendidikn islam atas srn bapaknya.
Sore itu ketika doni sedang memandikan si biru, mio kesayangnnya tiba tiba don idkagetnya sura trble dari adeknya yang memanguilnya. Ternyata nurul telpon.
“asslamualikum”
“wa;aiakumusslama”
“apa kabr?”
“baik”
“ada yang mau aku bicarakan,”
Doni sejak dari awal telah merasakan ada sesuatu yang ganjil. Tidak ada panggilan sayang yang bisanay terlontar dari nurul dengn murahnya, apalagi memanggil darling, panggilan kesayangan nurul kepada doni, hampa terasa.
“keliatannya kita sudah mengerti apa yangs eharusnya kita lakukan, kita sudah sama – sama tahu hukumnya bahwa kita belum muhri, kita tidak boleh melanjutkan ini, kemaren sutazahku juga ,inta aku untuk memebahas ini dengan kamu,” nurul mengawali pembicaraan.
Doni sudah mngerti bahwa ini mengarah kepada hubungan mereka, doni juga terunmgat nasehat temannya tentang hubunganny dengan nurul
“sudahlah don, jangan lanjutnkan pacaranu, hanya akan menambah dosa, yakinmlah alloh maha tahu, alloh maha memebri jodo, kalau sudah jodoh pasti tidak akan tertukar, bismillah. Sudahi saja hubunganmu dengan nurul , pasti nurul akan mengerti. Karena ni alas any karena agama”
Nasehat setrahir yang cukup meyesakkn dada doni kala itu, sehari sebelum roni perhgio ke mpausng untuk bekerja di sana.
“iya, nurul, ana sudah tahu, baiklah, mulai detik ini, kita sudahi hubungan kita, kita tidak pacran lagi., hubungan kita sebatas hubungan sesame muslim, yang harus d jaga hijabnya karena kita bukan muhri, “
“terimakasih akh. “ segera nurul menutup telpoonya,
Semenjak itu tidak lagi terdengar hubungan keduianya, jangankan teklepon smsmopun mereka tidak pernah. Sibuk dengan urusan masing masing,.
Dikampus, doni aktif sdi ldk, kegiatanny tidak ahany di kampus namun juga di luar kampus, hingga di berkenalan dengan ustad hanif dari semarang. Perkenallnya dengan ustad hanif bermula dari kegatan kampusnya, sang ustad mengisi sebagai ustad di acara tersebut. Hubungan berlanjut kren ustad hanif ternyata tinggal satu kompleks dengan doni. Sehingga ketika doni pulamnh kampong di sempatkan untuk berkunjung dan belajar kepada ustad hanif.
“antum mau nikah?” tanyau usta dhanif suatu saat ketika doni berkunjung di rumahnya.
Doni semept bingung menjawabnya, karena sekarang dia juga baru saja menyelesaikan studinya, namun belum mendapat pekerjaan, di sisi lain dia uga sudah tidak kut menahn syhwtnya.
“afwan, ustad. Iya , kalo di kata mau she mau, tapi kan saya belum kerja. “ jawan doni sambil menggaruk – gruk keplanya yamg tidak gatal.
Sang ustad Cuma bisa tersenyum melihat polah ikhwan di hadapannya, ustad kemusin menodorkan kertas yang berisi tulisan – yulisan, semacam ngket isia.
“isilah biodatamu di sisni, setelah selesi kumpulkan kepada saya, ketika kamu dsudah siap sya kan tindk lanuti, “
Doni hny menganggukkn kepala, kemudian pergi pamit untuk meunaikan tugas dari sang usatd.

Satu semester kemudian doni telah lulus denga menyandang prdiat sarjan pendidikan, dan di skara mengajar dio SMK it di solo baru sebulan ini. Di terinagnt dengan sang usatd I semarang, segera di merauh g=hapenya dan mengirimkan sebuah sms.
Ustad, saya sudah siap menikah mpohon bantunnya”
“datanglah ahad ke rumahku”

Asslamualiakum,
Wa’alikumusslam.
“bagaiman? Antum sudah benar siap menikah?” tanua ustad hanof to the point ketika doni sudah temang duduknya.
Doni hanya mengangguk pasti menjwab pertanyaan ustad hanif. Kemudian ustad hanif menyofodrkn sebuah map berwarna pink yang berisi beberapa lembar kertas. Doni menerimany dengan hati – hati. Perlahan jantung doni bertedak kencang, tidak seperti biasa. Suasan menjadi hening.
Dibukany porlahan map tersebut, di dalamnya terdapat beberapa lembar kertas berwana pink juga. Awal membaca jantiungnya bagaikan copot.
Nama : ukhti nurul Andromeda
Namya sepertinya tidak asing di telinganya, alkh tidak mungkin. Pikirnya.
Dilanjutkan dengans ekdsma , matanya menyusuri, semua tulisan yang ada di kertas tersebut. Sekan tak percaya tapi ini terjadi, secara otomatis muolutnya berucap syukur, Alhamdulillah, sambil geleng – geleng kepala, keringat dingin memebasahi tubuhnya,
Sang ustad semual agak kebinganan
A’ada apa akh? Ada yang slaha?
“ enggak, ustad akhwat ini dulu adalah pacar saya “
‘subahannlo: sang usytad kahirnya bisa egerti kenapa doni terbengong bengong melihat biodata akhwat yang dopeganya.
Sam terkejutnya dengan doni nurullun juga terkejut ketika mendapati biodata doni, dankespeakatan pun terjadi.
2 bulan kemudian,
“assalamualiku, akhroni, di mohn kedatanganny doi walimhan kami yah. Pekan depan. doni _nurul”
Sms meluncur ke hape roni, sng punya hape sempat terkejut namunkemudian segera bersudjud syukur karena kheirnya temanny yang dulu terpisah sekarangbisa bersatu kembali dengan jkalan yang benar.
“ wa’alikumusslam. kalian iotu , kayak petah jawa aja,. Tekelek cempulng kalen, isnya alloh saya datang kah.. barokallu hi fiikum” jawab roni sembali merampungkan kerjannya mencucui popok anaknya.
“tekelk cempulngkalen ?> apaan tuh?”
:timbang golehk mending balen”
“ini sudah qodaralloh akh, scenario alloh”
“ iya. Oya.. barokallhoh pokoknya.”

Pernikahan doni berlangsung sederhana, tidak ada kesan megah. Mahar yang di berikan juga tidak kalahsederhana, sepeda ontel dan sepernagkat alat sholat. Karena di biodatanya nurul terdapat kaliamta” ingin boncengan dengan suami menggunakan sepda ontehl.
Akad nikah di laksanakan di rumah nurul, langsung di nkahkan dengan bapaknya sebagai wali. Kala itu Nurul menggunakan gamis biru dengan motif bunga – bunga dipadu dengan kerudung satin biru langit, sedikit polesan merah di pipi menambah ayu wajah Nurul anak semata wayang itu. Sedangkan Doni memakai kemeja batik dipadu dengan celana hitan di atas mata kaki, kali ini rambutnya rapi tanpa kunciran. Acara berlangsung lancar dengan deraian airmata bahagia dan suasana mengaharu biru turut mewarnai.
“Alloh Maha Adil sayang, Alloh tahu jodoh kita tidak akan tertukar, rusukku yang hilang telah telah kembali, Alloh sayang kita. Semoga engkau menjadi teman hidupku selamanya dunia dan menjadi bidadariku di akherat kelak, I love you my angel,”
Sms Doni kepada sang istri di sela – sela menerima tamu walimahan. Sang istri hanya membalas dengan isyarat bibir yang megatakan I love you too, ketika mata mereka bertemu sambil Nurul mengerdipkan matanya beberapa kali.
“Aduh, istriku genit!.”
Purwodadi, September 2011

2 komentar:

    Blogger news

    Blogroll

    About